cara membuat kurva S yang baik

Pertama buat dulu RAB nya setelah jadi cari bobot tiap pekerjaan nya dengan cara membagi antara harga item pekerjaan dengan harga total proyek yang belum di tambahkan dengan PPN dan persen-persen lainnya, setelah dapat bobot tiap pekerjaan agan-agan dapat mencari jumlah hari untuk tiap item pekerjaan dengan cara mengalikan Volume pekerjaan dengan koefisien pekerja yang tebesar.... ingat?? jangan di tambahkan dengan koefisien tukang, karena dalam pelaksanaan proyek tenaga tukang akan menjadi sama dengan dengan tenaga yang di keluarkan oleh pembantu tukangnya, perkalian antara Volume pekerjaan dengan koefisien pekerja ini akan menghasilkan jumlah pekerja dalam satuan jumlah pekerja/harinya, kemudian hasilnya agan bagi lagi dengan jumlah pekerja yang akan diaplikasikan kedalam item pekerjaan tersebut maka akan mendapatkan jumlah hari yang dibutuhkan dalam jumlah pekerja yang ada per Volume yang ada.
contoh :
V pembesian     = 21000 kg
koef                 = 0,007 
jumlah pekerja = 5 orang , maka jumlah harinya menjadi
21000 x 0,007  = 147 tukang/hari
147 : 5              = 29,4 hari
 setelah dapat jumlah hari yang di butuhkan perencana harus membagi bobot pekerjaan tersebut kedalam hitungan hari, minggu atau hitungan bulan sesuai dengan yang perencana ingin kan dan plot langsung ke dalam kurva S
contoh : pekerjaan pembesian yang tadi

  • minggu = (7/hari) x bobot
            = (7/29,4) x bobot
                    = jumlah bobot/7 hari (per minggu)
begitu seterusnya sampai pada hari ke 29,4 dimana dalam hitungan per minggu pekerjaan pembesian tersebut akan dilaksanakan dalam 4 minggu 1,4 hari sehingga pada minggu ke 5 di kurva S menjadi
                   = (1,4/29,4) x bobot
 begitu pula dengan perhitungan bulan dan hari (rumusnya sama aja gan) hehehe..

Dalam penempatan bobot perencana harus memperhitungkan pekerjaan mana yang harus di kerjakan bersama-sama dan pekerjaan mana yang dapat di kerjakan belakangan atau pekerjaan yang harus berjalan sendiri dengan ketentuan harus menunggu pekerjaan sebelumnya selesai terlebih dahulu.
Sebagai contoh :
  1. penempatan bobot pekerjaan pengecoran balok, kolom dan sebagainya harus di letakan setelah bobot pekerjaan bekisting dengan pembesian karena pekerjaan pembetonan harus dikerjakan setelah pekerjaan pembesian dengan pekerjaan bekisting selesai terlebih dahulu.
  2. bobot pekerjaaan pembesian dan bekisting dapat di taruh berdampingan, karena dapat berjalan bersama-sama.

*Catatan : 
kurva S tidak mesti mendekati huruf S karena penjadwalan dengan menggunakan metode kurva S dipengaruhi oleh besarnya volume pekerjaan yang ada.
Sebagai contoh jika proyek menggunakan pancang borpile maka pasti garis kurva nya akan menanjak di bagian awal dan datar lagi di bagian tengah nya dan menajak lagi di 3/4 dari total proyek lalu datar lagi di bagian akhirnya.
SEKIAN INFO DARI SAYA .,.,.,.,.,.,.,.,,.,.


mohon kritik dan syarannya yah gan...??


contoh Adendum Kontrak

Contract Change Order (CCO)   ADDENDUM SURAT PERJANJIAN (KONTRAK) PEKERJAAN : ........................................................

Monday 17 September 2012

cara membuat kurva S yang baik

Pertama buat dulu RAB nya setelah jadi cari bobot tiap pekerjaan nya dengan cara membagi antara harga item pekerjaan dengan harga total proyek yang belum di tambahkan dengan PPN dan persen-persen lainnya, setelah dapat bobot tiap pekerjaan agan-agan dapat mencari jumlah hari untuk tiap item pekerjaan dengan cara mengalikan Volume pekerjaan dengan koefisien pekerja yang tebesar.... ingat?? jangan di tambahkan dengan koefisien tukang, karena dalam pelaksanaan proyek tenaga tukang akan menjadi sama dengan dengan tenaga yang di keluarkan oleh pembantu tukangnya, perkalian antara Volume pekerjaan dengan koefisien pekerja ini akan menghasilkan jumlah pekerja dalam satuan jumlah pekerja/harinya, kemudian hasilnya agan bagi lagi dengan jumlah pekerja yang akan diaplikasikan kedalam item pekerjaan tersebut maka akan mendapatkan jumlah hari yang dibutuhkan dalam jumlah pekerja yang ada per Volume yang ada.
contoh :
V pembesian     = 21000 kg
koef                 = 0,007 
jumlah pekerja = 5 orang , maka jumlah harinya menjadi
21000 x 0,007  = 147 tukang/hari
147 : 5              = 29,4 hari
 setelah dapat jumlah hari yang di butuhkan perencana harus membagi bobot pekerjaan tersebut kedalam hitungan hari, minggu atau hitungan bulan sesuai dengan yang perencana ingin kan dan plot langsung ke dalam kurva S
contoh : pekerjaan pembesian yang tadi

  • minggu = (7/hari) x bobot
            = (7/29,4) x bobot
                    = jumlah bobot/7 hari (per minggu)
begitu seterusnya sampai pada hari ke 29,4 dimana dalam hitungan per minggu pekerjaan pembesian tersebut akan dilaksanakan dalam 4 minggu 1,4 hari sehingga pada minggu ke 5 di kurva S menjadi
                   = (1,4/29,4) x bobot
 begitu pula dengan perhitungan bulan dan hari (rumusnya sama aja gan) hehehe..

Dalam penempatan bobot perencana harus memperhitungkan pekerjaan mana yang harus di kerjakan bersama-sama dan pekerjaan mana yang dapat di kerjakan belakangan atau pekerjaan yang harus berjalan sendiri dengan ketentuan harus menunggu pekerjaan sebelumnya selesai terlebih dahulu.
Sebagai contoh :
  1. penempatan bobot pekerjaan pengecoran balok, kolom dan sebagainya harus di letakan setelah bobot pekerjaan bekisting dengan pembesian karena pekerjaan pembetonan harus dikerjakan setelah pekerjaan pembesian dengan pekerjaan bekisting selesai terlebih dahulu.
  2. bobot pekerjaaan pembesian dan bekisting dapat di taruh berdampingan, karena dapat berjalan bersama-sama.

*Catatan : 
kurva S tidak mesti mendekati huruf S karena penjadwalan dengan menggunakan metode kurva S dipengaruhi oleh besarnya volume pekerjaan yang ada.
Sebagai contoh jika proyek menggunakan pancang borpile maka pasti garis kurva nya akan menanjak di bagian awal dan datar lagi di bagian tengah nya dan menajak lagi di 3/4 dari total proyek lalu datar lagi di bagian akhirnya.
SEKIAN INFO DARI SAYA .,.,.,.,.,.,.,.,,.,.


mohon kritik dan syarannya yah gan...??